BEIJING - Ilmuwan menemukan bahwa reaksi tinggi terhadap alkohol atau biasa disebut flush reaction pada orang-orang Asia, dipicu oleh adanya mutasi gen yang disebabkan oleh konsumsi nasi.
Flush reaction merupakan respons negatif tubuh terhadap alkohol yang umum terjadi pada orang-orang Asia. Reaksi ini biasanya menimbulkan kulit meradang atau berjerawat. Para peneliti baru menemukan bahwa nasi yang menjadi bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Asia bertanggung jawab menyebabkan mutasi gen yang memicu reaksi tersebut.
Data dari jurnal BMC Evolutionary Biology menemukan adanya beberapa versi gen yang bertanggung jawab terkait hal ini. Dari data tersebut diketahui bahwa kromosom ADH1B*47His Allele muncul bersamaan dengan masa ketika beras pertama kali dipanen di China Selatan.
Dalam studinya, Bing dan timnya dari Chinese Academy of Sciences meneliti 38 populasi yang dengan total individu sebanyak 2.275. Populasi yang diteliti tersebut termasuk warga China Han, Tibet dan etnik lainnya yang ada di China.
"Analisa molekuler menyebutkan kemunculan kromosom gen ADH1B*47His Allele terjadi sekira 10.000 hingga 7.000 tahun lalu. Distribusi geografis kromosom tersebut di Asia Timur konsisten dengan sejarah konsumsi nasi di China yang tertera pada sebuah situs bersejarah," kata Bing seperti dikutip dari Science Daily, Senin (25/1/2010).
Bing menjelaskan, data tersebut mengemukakan bahwa distribusi mutasi reaksi alkohol dapat dijelaskan dengan asal usul dan ekspansi budaya mengonsumsi nasi di zaman Neolitikum.
"Ini adalah salah satu dari sedikit kasus yang memperlihatkan adaptasi genetik populasi manusia ke perubahan drastis dalam kultur agraris dan diet selama masa Neolitikum," terangnya.
Beras difermentasikan untuk mengambil manfaat senyawa analgesik bercampur ethanol, serta efek disinfektan dan profound mind-altering. Sebagai tambahan, fermentasi tersebut dapat membantu mengawetkan dan meningkatkan nilai gizi pada makanan dan minuman. Bing dan timnya yakin bahwa respons flush reaction merupakan adaptasi untuk melawan efek negatif dari konsumsi alkohol.
"Setiap individu yang membawa ADH1B*47His Allele berisiko lebih rendah untuk mengonsumsi alkohol, sebagai reaksi negatif yang dapat mempengaruhi keiasaan minum, dan juga sebagai pelindung mereka dari kebiasaan minum berlebihan. Kromosom ini juga dapat melindungi organ mereka dari kerusakan yang diakibatkan konsumsi alkohol," tandasnya. (rah)
Flush reaction merupakan respons negatif tubuh terhadap alkohol yang umum terjadi pada orang-orang Asia. Reaksi ini biasanya menimbulkan kulit meradang atau berjerawat. Para peneliti baru menemukan bahwa nasi yang menjadi bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Asia bertanggung jawab menyebabkan mutasi gen yang memicu reaksi tersebut.
Data dari jurnal BMC Evolutionary Biology menemukan adanya beberapa versi gen yang bertanggung jawab terkait hal ini. Dari data tersebut diketahui bahwa kromosom ADH1B*47His Allele muncul bersamaan dengan masa ketika beras pertama kali dipanen di China Selatan.
Dalam studinya, Bing dan timnya dari Chinese Academy of Sciences meneliti 38 populasi yang dengan total individu sebanyak 2.275. Populasi yang diteliti tersebut termasuk warga China Han, Tibet dan etnik lainnya yang ada di China.
"Analisa molekuler menyebutkan kemunculan kromosom gen ADH1B*47His Allele terjadi sekira 10.000 hingga 7.000 tahun lalu. Distribusi geografis kromosom tersebut di Asia Timur konsisten dengan sejarah konsumsi nasi di China yang tertera pada sebuah situs bersejarah," kata Bing seperti dikutip dari Science Daily, Senin (25/1/2010).
Bing menjelaskan, data tersebut mengemukakan bahwa distribusi mutasi reaksi alkohol dapat dijelaskan dengan asal usul dan ekspansi budaya mengonsumsi nasi di zaman Neolitikum.
"Ini adalah salah satu dari sedikit kasus yang memperlihatkan adaptasi genetik populasi manusia ke perubahan drastis dalam kultur agraris dan diet selama masa Neolitikum," terangnya.
Beras difermentasikan untuk mengambil manfaat senyawa analgesik bercampur ethanol, serta efek disinfektan dan profound mind-altering. Sebagai tambahan, fermentasi tersebut dapat membantu mengawetkan dan meningkatkan nilai gizi pada makanan dan minuman. Bing dan timnya yakin bahwa respons flush reaction merupakan adaptasi untuk melawan efek negatif dari konsumsi alkohol.
"Setiap individu yang membawa ADH1B*47His Allele berisiko lebih rendah untuk mengonsumsi alkohol, sebagai reaksi negatif yang dapat mempengaruhi keiasaan minum, dan juga sebagai pelindung mereka dari kebiasaan minum berlebihan. Kromosom ini juga dapat melindungi organ mereka dari kerusakan yang diakibatkan konsumsi alkohol," tandasnya. (rah)
0 komentar:
Posting Komentar